`Perempuan
bermata ungu yag memiliki kulit sepucat mayat. Tedengar kabar, mati tergelaetak
di apartemen pribadinya, dengan tangan kanan nyaris putus oleh
sebilah pisau kecil yang tak
seberapa tajamya. (mungkin cutter). Dia sangat cantik dengan boneka kucingnya
yang setia menemaninya hingga nafasnya yang terakhir.Saat ditemukan bibirnya tersenyum lepas.
Seperti
menjemput kebebasan yang dia tunggu-tunggu.Tubuhnya yang putih mulus tampa busana berkilauan
terkena sinar matahari pagi.Aku bisa membayangkan dia menahan sakit
perlahan-lahan,berguling-guling dan berteraiak merasakan aliran darah terhenti,
semua organ tubuh membeku hingga jatung
berhenti berdetak dan nafas tercekat di tenggorokan. Dia sudah menemukan
caranya, mati dengan gaya yang paling sunyi walaupun sedikit menyiksa diri.Aku berlalu.
Perempuan bermata ungu terdengar kabar
mati bunuh diri.Kabarnya masih simpang siur dengan berbagai versi.Tak
diketahui dari mana dia berasal juga keluarganya.Tak ditemukan indentitas di
ruang pribadinya yang sangat tertutup.Mayatnya di bawa kerumah sakit dan pihak
kepolisian selanjutnya yang mengurus.
Hari
berlalu cepat dalam sebuah perjalanan aku melihat lagi, masih sama perempuan bermata ungu.Dengan kepolosan
wajahnya yang meremaja sorot mata yang kalut menghiasi bibirnya yang pucat
penuh ketakutan.Langkahnya penuh keputusasaan, tangisnya keras menghentak rasa
iba yang tak beralasan.Tangan yang halus
mencabik seragam sekolah yang dikenakannya,kaki-kakinya berjalan cepat
seolah berlomba dengan ringkikan suara kereta.Perempuan itu berdiri diantaranya
melawan teriak orang di sekitarnya.Sedetik kemudian tubunhnya hancur
berantakan.
.Hiruk
pikuk dan air mata mengiringi ketegangan dan kegeterian. Aku tak sempat
membayangkan hantaman benda keras dengan kecepatan tinggi menghantam tubuhnya
yang rikuh tentu ini sangat singkat kejadannya bahkan mungkin si perempuan tak
sempat menarik nafas atau memejamkan mata sebelumnya. Dia sudah menemukan
caranya, mati dengan gaya yang paling tragis walaupun
sedikit menyedihkan karena perempuan itu harus kehilangan sebagian organ
tubuh yang berhamburan yang tak sempat ditemukan.Aku melaju.
Perempuan bermata ungu sering memeprlihatkan
gaa kematiannya dengan berbeda-beda.Dimana-mana Di kampus, stasiun, halte, jalan, gedung pertunjukan, galeri , mesjid,
gereja, hotel, caffe,
resto bioskop, mall, pertokoan, butik,
WC, jalan.Semuanya terjadi
begitu saja tampa seorangpun sanggup memprediksi dan menahannya.
Bahkan
saat terdengan kabar matinya satu
orang perempuan cantik dengan stella ungu tergantung di sebuah paviliun mewah, perempaun bermata ungu itu masih ada namuan
dia berjalan gontai dengan senyumnya yang paling
lebar.Matanya terlihat teduh.Dia melambaikan tangan dan berlalu.Tak
kembali lagi.
8
Juli 05 ( Jakarta )
Tidak ada komentar
Posting Komentar