“Selamat datang di belantara luas Kerajaan Bagong. Siapa datang sulit pulang!” (ini hanya sebuah dongeng sang pemabuk di tengah malam)
Inilah kisah Kerajaan Bagong
yang dipimpin oleh sang diraja yang mengenakan kain hitam dikepala.Setiap Sabtu
malam tiba digiringlah bagong-bagong itu memasuki
ruang untuk bertemu Tuhannya.
Kehidupan religi di Kerajaan Bagong adalah
bunga-bunga perdu yang dibiarkan liar, tumbuh di antara jerami dan jamur. Dari semua
jenis tuhan ada di sini.Tuhan yang berbentuk atau tidak.Tuhan yang Esa atau
tuhan yang banyak.Tuhan yang mana saja. Mereka membebaskan semua tumbuh dan
berkembang sesui dengan pilihan dan kepercayaannya.Yang penting itu ada dan tersakralkan
“Tuhan ada dalam hati”, itu alasannya.
Penghuni kerajaan ini
terkenal memiliki kemampuan dan citra seni yang tinggi, semua jenis kesenian
ada di sini begitupun peralatannya.Pemerintah kerajaan ini memiliki anggaran
besar dan khusus untuk memenuhi kebutuhan yang paling urgen menurutnya.Dari
mulai perlalatan lighting, kostum, artistic, tari, music, lukis, pahat make-up,
panggung, property, sampai peralatan masak,tidur, dan mandi.
Tidak hanya perlatan dan
sejumlah fasilitas, kerajaan inipun melengkapi pasukanna dengan para prajurit
dan tenaga ahli.Disini berkumpul para prajurit yang terlatih yang siap membela
kerajaan jika musih datang.Juga Tenaga ahli lainnya yang siap mengembangkan
sumber daya rakyat bagong agar tumbuh menjadi individu yang berkualitas.Ahli sastra, ahli masak,
ahli agama, ahli silat, ahli music, ahli seni, dan para ahli lainnya.
Mereka mempunya kegiatan
yang padat setiap harinya da, dentuman
music dan teriakan mengubah rimba sunyi menjadi hingar bingar.
Seluruh ruangan di dekorasi dengan menarik.Tentu
saja hasilnya luar biasa dan istimewa karena tangan-tangan ahli yang
menyentuhnya.Lampu-lampu di pasang berkerlipan
berwarna-warni. Obor dipasang diseantero jalan sebagai penunjuk jalan
atau lambang kemeriahan.Umbul-umbul berwara berkibarkan, logo Kerajaan Bagong
menghiasi keangkuhan dan kebesaran kerajaan ini.
Tiba saatnya untuk mahluk
lain keluar dari persembunyiannya.Mereka berdatangan berbondong- bondong ingin
menyaksikan pesta atau ikut di dalamnya.Mereka tak ingin kehilangan moment itu
karena di situlah mereka bisa menyaksikan dan mengapresiasi.Tidak hanya hiburan
yang di berikan kerajaan ini tapi juga makanan gratis, rokok gratis , minuman
gratis, mabok gratis,kalo ada pacar dan
tidur gratis.
Sungguh menyenangkan gelak
tawa dan pujian, kadang sedikit perdebatan yang menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan bisa ber hari-hari Berdebat
tiada akhir, hingga mulut berbusa dan kecapaean.Semua demi kebenaran dan tak
ada sikap saling melukai disini. Mencari kebenaran harus penuh dengan
penghargaan, rasa rendah diri, saling menyayangi, saling menghormati dan
ketenagan.Kebenaran adalah inti
moralitas, jadi mencarinya harus dengan moral yang bagus.
Hingga terdengar suatu kabar yang cepat meluas ke seantero belantara.Yang belum
tentu kebenarannya, tetapi itulah tidak ada sesutupun yang bergerak lebih cepat
kecuali desas-desus.Kabarnya Kerajaan Bagong telah berganti kepemimpinan.Kali
ini eksistensinya dalam dunia kesenian yang termansyur mengalami suatu
perubahan karena pemikiran baru dari sang raja.Dan dipastikan pikiran raja yang
sudah terkontaminasi dengan ide-ide barunya tidak akan pernah bisa kembali
seperti semula.Kerajaan ini akan mengalami suatu perubahan. Apakah perubahan
itu sebagai bentuk kemajuan atau kemunduran belum diketahui.Yang pasti berubah
dulu.Kemudian dilihat dan di analisis baru disimpulkan.
Raja sibuk dengan
ide-ide baru yang memaksa rakyat untuk
duduk dan menyimak.Disela kegiatannya dalam mencipta dan berkarya demi
kelangsungan kerajaan yang terlanjur besar ini Sang Raja berpidato.Sering
sekali ia mengeluarkan kata LAWAN,PROLETER,PRGRESIVE,RAKYAT,
KEKUASAAN,BERSATU atau apalah… Rakyat Bagong terbengong-bengong,
terkantuk-kantuk bahkan ada yang tertidur. Padahal biasanya mereka jarang berfikir mereka lebih suka bertindak dan bergerak.
Mereka pernah membaca kata
itu juga pemikiran lain tapi lupa tulisan itu di bawa siapa ya? Karl Marx? Lenin?
Hilter? Paulo Colelho? Nietzsche? Engels? Sigmund Froud? Shakespeare? Mereka
bingung tapi mereka cukup cerdas dan ingat-ingat lupa maklum saja banyak
persoalan yang harus diselesaikan kadang otak tak sanggup untuk
merekamnya.Mereka tertawa
bersama.Yah…rumit sekali pikirnya.Jauh amat di bawa-bawa ke aliran
swgala,yang ada aliran sesat malah.Setaiap perubahan pasti menuju ke peradabannya.
Katanya mereka penat dengan
pemikiran-pemikiran baru, dan kondisi fisik yang lelah, sikapnya jadi berubah
intuitif dan sedikit eksperimentatif.Saat sang raja lengah karena kadang tidak tahu
kemana jarang ada di istana, para rakyat
bagong suka mengadakan ritual tersendiri dengan bernyanyi-nyanyi, berteriak dan
mengganti minuman sterill dengan alkohol.Sekedar
mengenang masa lalu, mereka tertawa-tawa, hingga seluruh belantara pengap.
Suasana menjadi berkabut dan
penuh gejolak, mereka merindukan kebersamaan yang lama tak dirayakan. Mereka
merindukan kebebasan.Kebebasan yang normative dan bernilai seperti yang diajarkan
para leluhur .Mereka cukup tahu apa yang harus dilakukan sedikit longgar tapi
terikat itu bisa membuat otak mereka berkembang.(Bagong punya otak?)
Mereka kembali menari dan menanggalkan pakainnya.Mereka menari sambil saling beradu
mulut, tangan, kaki, dan mata bahkan beradu kemaluan.Mereka saling menyentuh
dan merasakan apakah tubuh dan isi-isinya masih sama seperti dulu.Seperti
pertama kali dilahirkan dan di baptis oleh rasa empati yang kuat.Semua
menari dengan gaya yang sama, mereka berkata dengan gaya yang sama ,
mereka berfikir dengan pikiran yang sama
hingga tidak ada lagi gerak.
Semua pranata di biarkan
menggantung sebagai simbol atau aturan.Mereka terdiam pada kebisuan tingkat
tinggi.Dengan tubuh-tubuh yang telanjang (Bagong memang telanjang) mereka
melewati proses pemaknaan.Entah ini sebuah kutuk atau rahasia mereka belum
sempat menyimpulkan ini kerajaan animalis atau sosialis.Entahlah.
Kebiasaan pesta pora di
kerajann bagong sudah menjadi tradisi.Hal
ini sulit di hilangkan dan tak satupun bisa menghentikannya, ini warisan
leluhur yang harus dilestarikan itu
alasannya. Alasan yang rancu antara pembelaan atau kamuflase. Mereka mulai menciptakan
citra, mengembalikan image, membunuh karakter dan menggiring public demi membangun kerajaan
yang sosialis.Itu semua mudah dilakukan karena rakyat bagong selain cerdas,
kreatif juga sudah terlatih dalam mengelabui orang.
Terakhir terdengar kabar kerajaan itu masih berdiri kokoh dengan
berbagai kegitan kreatif dan sosialnya,
yang tentu saja dengan versinya sendiri, karena kerajaan ini unik dan inovatif
(mungkin sedikit angkuh) selalu ingin segar dan baru.
Sosialis versi bagong adalah saat mereka mengubah dirinya menjadi bagong berbulu kuda,
yang siap mendatangi ruang-ruang public di belantara hutan, demi sekarung emas,
untuk ditukarkan dengan biji-bijian, atau apapun yang bisa dijual, atau dijadikan
alat untuk berpesta. Sosialis versi bagong adalah saat mereka menukarkan bulu-bulunya, menjadi kelinci-kelinci lucu,
yang siap telanjang, untuk ditukarkan dengan berpeti peti upeti. Sosialis versi
bagong kadang menciptakan gunungan es setinggi langit, sehingga namanya dikenal
di seantero belantara, namuan membenamkan dirinya dalam pertanyaan dan
pencarian besar yang tak mereka temukan jawabannya.
Sosialis versi bagong adalah
sebuah kerajaan diatas kerajaan.Mereka menciptakan orasi dan puisi,entah untuk
dijualnya atau dinikmati?.Mereka menciptakan yel-yel, entah untuk penyemangat atau memberontak?Mereka
menjadikan dirinya idealis, narsis, apatis, (bahkan ngemis) ? Entah…
Mereka seperti muncul
tenggelam dalam kearogansiannya yang tersembunyi, dalam jiwa-jiwa yang mencari di belantara luas yang penuh tantangan dan
persaingan .
“Berjalan
terus, temukan nilai, dan makna hidup, jika sempat pulanglah untuk kembali.
(menjelang pagi sang pemabuk tertidur )
13 Desember 2004 (Bandung)
(Mengingat persahabatan yang indah pada Bengkel
Lakon Teater/G.One :TRani,Echa,Amel,LZie)
Catatan:Bagong =babi
Tidak ada komentar
Posting Komentar