Kalo temen- temen berkunjung ke Jogjakarta
jangan lupa untuk meluangkan waktu sebentar menjenguk tempat yang satu ini.
Letaknya cukup strategis dan mudah ditemukan kalo berjalan - jalan disekitar
Malioboro, tepatnya Lt 3 Mirota Batik Malioboro Jogjakarta. Namanya cukup unik
The Hause of Raminten. Raminten adalah rumah makan yang non stop 24 jam yang
memiliki konsep nuansa Jawa dan perpaduan denga modernisasi. Pertama masuk
keruangan ini nuansa Jawa yang kental mulai terasa dari mulai aroma dupa,
alunan music yang diputar juga para pelayanan ayu and tampan dengan seragam
yang dipakai khas Jawa cukp enak dipandang mata juga berbagai ornament dan property yang ada disekitarnya menambah
betah suasana hati yang lagi gak mood.So nice...
Sekilas tentang The
Hause of Raminten pertama kali didirikan oleh Hamzah Sulaiman pada 26 Desember
2006. Hamzah lahir di Jogjakarta pada 7 Januari 1950. Hamzah adalah seorang
penerus grup perusahaan yang bernma Mirota. Nama Raminten sendiri diambil dari
lakon yang pernah ia bawakan dalam acara ketoprak komedi yang berjudul
Pengkolan. Sosok Raminten di gambarkan sebagai seorang wanita tua jawa yang
kemayu dan suka melantunkan tembang sinden dan suka menari.Hm..Raminten. Sound
great..
Ada hal yang cukup menarik sekali dan membuat ingin berlama lama disini
adalah patung sepasang pria dan wanita yang sedang memainkan gamelan. Wajahnya begitu
berkarakter, matanya bagus seperti hidup dan serasa mengeluaran energi positif
untuk menyambut dan mengucapkan selamat
datang kepada tamu. Senyumannya begitu sederhana tulus tanpa paksaan, ramah dan wellcome banget.
Disekitar patung itu terhampar bunga-bunga rampai aneka warna yang harum di
selingi cahaya lilin yang temeram menambah environment yang syahdu
dan romantic..
Gamelan
pada umumnya dapat dijumpai di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jogjakarta.Musik
Jawa yang disebut gamelan sering digunakan untuk mengiringi gendhing-gendhing
dan tari, terdiri atas gender, demung, bonang, bonang penerus, gambang, gong,
kempul, kethuk, kenong, saron, peking, siter, rebab, suling, dan kendhang.
Sementara yang memainkan gamelan disebut “Panayagan” atau “nayaga” dan yang
menyanyi disebut “pesinden” (wiraswara atau swarawati).
Menyelusuri setiap Lorong di lantai satu
akan menemukan juga batik yang sangat eksotik, aneka batik terpajang rapi
dengan berbagai corak dan ragam. Bahkan pengunjung bisa menyaksikan para
pembatik secara langsung. Batik adalah
kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan
malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang
memiliki kekhasan. Secara etimologi, batik berasal dari bahasa Jawa,
"ambhatik" dari kata "amba" berarti lebar, luas, kain; dan
"titik" berarti titik atau "matik". Selain aneka batik akan
ditemukan juga aneka souvenir, oleh2 makanan lainnya juga aksesoris khas Jogja
yang cukup terjangkau. Namun yang paling menarik adalah bisa melihat langsung
wanita yang sedang membatik. Inilah value expensivenya.
.
Jalan- jalan ke Raminten harus singgah ke tempat
makannya selain bisa makan dengan menu khas Jogja seperti Ada Tahu Bola, Sego Kucing, Es
Klamud, Wedang Sere, mie tektek, es wallet, dan lainnya. Sambil makan kita bisa menikmati pertunjukan wayang kulit. Wayang adalah salah satu tradisi bercerita di Jawa
Tengah yang masih berlanjut hingga saat ini, yang paling berkembang dan terkenal
hingga ke penjuru dunia.Wayang merupakan salah satu kesenian Jawa yang hingga
sekarang ini masih eksis.
Kesenian wayang
sering disajikan dalam hajatan. Wayang tidak jauh berbeda dengan ketoprak. Jika
ketoprak diperankan oleh manusia, sementara tokoh-tokoh cerita dalam wayang
diperankan dengan properti yang disebut wayang itu sendiri yakni sejenis
miniatur dengan bentuk sosok manusia yang digambarkan sesuai dengan sifatnya
dan berbahan dari kulit . Wayang dijalankan oleh seorang dhalang.
Beberapa alat yang
digunakan dalam pewayangan di antaranya adalah: “kelir” (background dalam
bentuk layar yang berupa kain berwarna putih), “blencong” (sejenis
lampu yang digunakan untuk menambah kesan untuk menguatkan suasana dari jalan
ceritanya), “debog” (batang pisang yang digunakan sebagai tempat untuk
menancapkan wayang-wayang yang hendak dimainkan), “cempala” dan “kepyak”
(sejenis alat untuk menciptakan suara pengiring saat wayang dijalankan).
Selepas makan dan nonton pertunjukan bisa juga
foto2 selfie di ruang-ruang yang cukup unik. Jika datang sendirian juga tidak
akan kesusahan untuk selfi disini karena mas-masnya akan dengan baik menawarkan menjadi photographer sesat dengan
free.
Raminten merupakan suatu
tempat yang memiliki konsep Jawa namun
tidak tertinggal dengan adaptasi modernisasi. Raminten menampilkan
tarian-tarian, lagu-lagu daerah, makanan khas, dan lain sebagainya semua itu adalah
upaya pengenalan kepada generasi muda,
bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan leluhur kita yang harus
dijaga, dilestarikan dan diperkenalkan kepada dunia bahwa itu semua adalah
kebudayaan asli bangsa Indonesia. Berwisata ke destinasi lokal seperti
Raminten adalah alternative yang dapat diambil
untuk menambah pemahaman terhadap salah satu culture yang ada di Indonesia juga
menambah rasa cinta terhadap Tanah
Air.
Mencintai itu
bisa dengan
peran apa saja
yang kita bisa
Tidak perlu menjadi apa
yang
tidak kita bisa,
Mengapresiasi dan mendukung
adalah bagian dari kecintaan
Dimana hati, tenaga dan pikiran
berkolaburasi didalamnya..
17
Agustus 2018
Support by, Raminten crew
7 komentar
Waaahhh.. Must visit., 😁
must visit dong, jgn ke India terus hehe
Belum pernah ke house of raminten, kalau ke Jogya mesti sempetin ke sana ih, seru
Jadi pengen ke Jogja terus berkunjung kesini...menarik
Ayo mom holiday pake lizylifetravel aja, location gak jauh dari ISI, tempat dulu kita berkunjung..
makan disini kalau lagi rame antrinya busett dahh lama bener..
bener banget..tapi rela ngantri demi mie tek teknya hehe
Posting Komentar