Sabtu, November 17, 2018

Kau Hawa Indah Suciku


Para pemilik malam yang syahdu
Noktah hitam mengukir jiwa
Sebagai bukti hamba kecil-Mu
Doamu telah tertukar oleh air mata

Mengukirmu bagai lembayung senja
Harapanmu  tertanam dibatas waktu
Kau merasa tapi tidak ingin merasa
Sekian perih tak terbayar oleh senyummu

Kelemahanmu adalah takdir
Yang tertanam ditulang rusuk
Sebagai pelengkap kau terlahir
Penyeimbang bagi sang  makhluk

Kau dipilih bukan memilih
Penyempurna bagi sang Adam
Kau memiliki atau tidak memiliki
Kau tetap tak bisa terbagi

Merajam perih lukamu sendiri
Tentang mata matahari
Kau rela kembalikan semua
Pada pemilik yang sepantasnya

Dibatas hening segal puji
Kau melukis kebeningan hati
Menjadi wanita adalah niscaya
Yang rela berbagi dan berusaha bisa

17 Nov 2018, Bandung

2 komentar:

  1. Sejuk puisinya,religius,feminis tapi manis diksinya..

    BalasHapus
  2. Lebih manis kalo kmu sebutin siapa kamu hehe
    salam kenal

    BalasHapus