HUJAN TIDAK LAGI MENGANTAR CERITA SEDIH 1

Hujan setengah basah membasahi jalan pagi itu,

Setangkai mawar putih nampak bergoyang tertiup angin

Dibalik lukisan tua  dengan jendela setengah terbuka

Titik-titik hujan tidak lagi mengantar cerita sedih

Waktu telah menggeser rupa luka di wajahnya

Teringat sahabat lama yang menghilang 10 tahun lamanya

Mereka adalah keluarga dan setengah nafas yang selalu terbawa

Kita selalu bercerita dan tak akan kehabisan tema

Cerita panjang dengan canda tawa dan tak pernah bisa terhenti

Tidak ada kata hanya, pertemanan itu sangatlah berharga

Kita pernah bercerita tentang kisah sang wanita

Yang patah hati, terkhianati dan tertipu sang pria

Padahal sang wanita itu baik, setia dan penuh romansa

Tetapi  sang pria  tidaklah butuh kebaikan dan romansa saja

Dia butuh sensasi, uji nyali dan pengakuan bahwa dia bisa

Apakah masih ada di zaman kini? Wanita yang bisa terluka?

Wanita kini sudah bisa mandiri dan berusaha berdaya?

Apakah pria  itu serupa malaikat atau manusia perubah bentuk?

Dan mengapa wanita mengizinkan hatinya terluka?

Sepertinya  sang wanita sedang buta hati dan buta mata

Atau mungkin laki-laki itu memakai topeng rahasia?

Jelas saja sang wanita kalah karena dia pakai rasa

Tapi sang wanita memiliki air mata yang akan menggantinya dengan tawa

Kelak cerita itu akan menjadi sangat konyol dan berubah tema

Sang wanita bertemu dengan pelangi dan sang pria?

 20 March 2019

(Untuk Pertemanan kita : Gone :  Lizi, Nyit, Tran, Echa, Dyan Amoy, Dci)

#kumpulanpuisi#puisiwanita#puisipertemanan#puisikita#ceritafiksi#penulispuisi