IDEAIDEALY.COM-
Hi Dears kali ini aku akan share info budaya yang unik dan sangat menarik dari
tatar sunda. Untuk menonton gelaran budaya ini teman-teman harus datang ke
daerah Bandung Timur tepatnya di daerah perbatasan kota Bandung seperti Ujung
berung, Cibiru, Cileunyi, Rancaekek dan Jatinangor. Kesenian apakah gerangan?
Ini adalah kesenian tradisional yang disebut seni reak. Seni reak umumnya
terdiri dari grup-grup yang menampilkan ciri khas dan keunikan tersendiri. Grup
reak jika di kumpulkan disekitar area Bandung Timur ini bisa mencapai sekitar
40 grup loh Dear. Mereka begitu piawai beratraksi , berekspresi dan berkreasi
dengan membawa pesan moral, nilai-nilai dan konsep pilsofi yang kuat sebagai
bagian dari budaya nusantara khususnya sunda. Kita kenali dulu yuks historynya
sebelum teman- teman melongo dan terpana melihat atraksinya (hati-hati jangan banyak bengong hehe)
The History
of Reak Art
Menurut sejarahnya
Kesenian Reak berasal dari daerah Rancakalong Kab.Sumedang sekitar tahun 1958
atau sekitar abad ke-12, bermula dari cerita ketika Putra
Prabu Siliwangi yaitu Prabu Kiansantang bermaksud mengadakan penyebaran agama
islam di Pulau Jawa. Nah, dalam Islam terdapat proses khitanan atau sunatan
bagi anak laki-laki namun pada saat itu terbentur kendala kalo anak laki-laki
merasa ketakutan untuk melewati proses sunat. Maka penduduk setempat melalui
para sesepuh diciptakanlah satu jenis kesenian yang dinamakan Reak. Reak
sendiri berasalah dari kata Reog yaitu kesenian dari Jawa Timur ada juga
yang mengatakan berasal dari kata Leak yang merupakan tradisi hindu Bali
sebagai cara untuk mengusir roh jahat. Seni reak pada umumnya seni kombinasi
antara seni reog, anggklung, seni tari, seni musik dan seni topeng. Reak
memadukan unsur seni yang menarik keramaian seperti sorak sorai, teriak dan tatatubahan
(susurakan/eak-eakan dalam bahasa sunda) maka jadilah seni kombinasi dan
partisipasi ini disebuat reak.
The Process of Reak Art
Seni reak
disebut seni partisipasi karena merupakan seni yang melibatkan masyarakat
sekitar dengan para pemain. Prosesi seni ini biasanya bermula dari satu halaman
rumah dan menuju satu halaman rumah lainnya. Rumah di asosiasikan sebagai
tempat untuk menjemput anak yang mau dikhitan. Mula-mula seni ini melakukan
panjat doa sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian
dilanjutkan dengan ritual berupa tatabeuhan, kuda lumping dan tarian
bangbarongan. Selanjutnya rombongan ini akan berjalan keliling kampung sambil
mengarak anak yang dikhitan dan pulang kembali kerumah diakhiri dengan bangbarongan
atau kudu lumping yang ditandai dengan salah satu pemainnya biasanya mengalami trance
atau kesurupan. Makna dari adegan ini adalah proses pamitan yang berfungsi sebagai tolak bala yang diakhiri dengan berhentinya instrument tatabeuhan
dan suasana dikembalikan kosong/ tenang.
The Value and
Philosophy of Reak Art
Kesenian reak
memiliki unrur philosophy yang dalam sebagai budaya yang mendepankan pesan
moral dan religi. Hal ini terlihat dari bunyi-bunyi tetabuhan alat atau waditra
yang di bunyikan oleh pemain seperti dogdog, angklung, gendang, gong, terompet
dan topeng. Suara instrument membentuk irama sedikit mistis yang di barengi
oleh sinden dengan suara yang melengking kontras terdengar jelas dari
kejauhan. Ritual diawali dengan menyatukan batin para pemain dengan alam ruh
leluhur. Sehingga gerak erotis ataupun
gagah para penari merupakan gerakan yang transindental bawaan dari para roh
leluhur yang masuk kedalam raga para pemain. Ini gak seseram yang dibayangkan
Dears terkadang para pemain melakukan gerakan-gerakan yang kocak dan lucu,
tertawa atau berlari tetapi masih terkendali kok..
Proses Ektase atau penyatuan dengan dunia lain
ini hanyalah bentuk ekspresi yang sering ditemuai pada atraksi reak yang
merupakan ciri dari kolaborasi penyatuan antara 2 alam yang berbeda. Istilah
ektase ini sering disebut melebur/ kesurupan namun tidak sampai bersifat
merusak/deskruktif karena dikendalikan oleh tetua grup/pawing reak.
Seni reak ini adalah
secara philosophy merupakan seni kolaburasi antara 2 unsur seperti sakral dan
alam profan, generasi tua dan muda juga bentuk seni yang mencerminkan nilai kebaikan dan
keburukan. Lebih dari itu seni ini menjadi pesan moral untuk selalu dekat
dengan Tuhan Pemilik Semesta karena selalu diawali dengan doa dan diakhiri
dengan doa. Nilai-nilai moral yang terkandung dalam kesenian inipun cukup
kompleks yaitu terdapat unsur kerjasama, kerja keras, kekompakan, kreativitas
dan kesadaran yang mendalam. Wow…Dears menarik banget kalo bisa nonton
grup-grup lainnya ya?
Nah Dears,
jangan kosong pikiran kita jika nonton seni ini tetaplah berpikir dan bersyukur
ke hadirat Alloh SWT. Sejatinya manusia adalah kecil dimata sang Khalik banyak
hal yang tak sempat kita beri makna dan lewat begitu saja, ternyata seni reak
ini bisa mengantarkan kita untuk memaknai lebih lanjut tentang arti kehadiran
kita di muka bumi ini. So, Dears..sempatin menonton acara ini ya jika datang ke
Bandung..
Salam,
#senireak#senisunda#senisundabandung#senisundajawabarat#artculture#indonesiaculture
#budayaindonesia#bloggerindonesia#bloggerperempuan#
Tidak ada komentar
Posting Komentar