IDEAIDEALY.COM- Hi
Dears pasti sudah tahu dong sama Bosscha? Tokoh sejarah yang satu ini memang
sangat fenomenal dan banyak sekali jasanya yang beliau tinggalkan di tanah
priangan ini. Selain tempat peneropongan bintang di Kawasan Lembang Bandung
Barat ini ada jejak lain yang beliau tinggalkan di perkebunan the Malabar yang
terletak di kecamatan Pangalengan yaitu berupa tempat peristirahatannya yang
terakhir. Tertarik tau tentang wisata
sejarah satu ini, yuks aku share info buat kamu dears..
Siapakah Albert Rudolf Bosscha?
Bosscha bernama lengkap Karel
Albert Rudolf Bosscha lahir di Denhaag Belanda pada 15 Mei 1865 dan wafat di
Malabar Bandung 26 Nov 1928. Bosscha tertarik pada ilmu anstronomi, social dan
juga Pendidikan. Dedikasinya pada bidang tersebut ditinggalkan Boscha destinasi
sejarah yang patut di hargai dan di pelihara oleh generasi selanjutnya. Boscha
memang bukan orang Indonesia tetapi kecintaannya terhadap nusantara khususnya
kota Bandung membuat kita terharu dan ingin mendatangi tempat peristirahatan
terakhirnya. Yuks kenali sosok kharismatis ini lebih dekat..
Mencintai dunia Sosial dan Pendidikan
Perkebunan Teh Malabar dulu bernama
Pabrik Teh Tanara didirikan Bosscha pada Agustus 1896. Saat itu seluruh
perkebunan teh di kuasai oleh Bosscha. Bosscha juga memiliki kepedulian
terhadap Pendidikan para pekerja teh, beliau tergerak hatinya tentang masa
depan anak-anak dari para pekerja yang sudah membesarkan perusahaannya. Maka
beliau mendirikan sekolah gratis untuk pribumi yang diberinama Veervolog
Malabar yang kemudian berubah nama menjadi Sekolah Rakyat dan kini berganti
nama menjadi Sekolah Negeri Malabar II. Selain itu beliau juga berkontribusi
besar terhadap pembangunan kampus Institut Teknologi Bandung (Technische Hoogeschool
Bandoeng )sebagai komite yang mengurus material konstruksi pembangunan. Pada
tahun 1923 Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana bagi pembangunan observatorium peneropongan bintang di Lembang yang hingga kini sangat berguna
bagi dunia anstromi. Wow sangat multitalenta dan baik hati sekali ya Bapak Bosscha
ini, makasih ya..
Jejak Peristirahatan Bosscha,
Kesendirian Yang Berjiwa Besar
Dibalik kekuatan, semangat dan
kerja kerasnya Bosscha adalah sosok yang masih sendiri beliau menginginkan
tempat terakhirnya ditempatkan di area perkebunan yang asri, sejuk dan indah.
Kalo mau berkunjung ke tempat peristirahatannya mudah sekali terletak di area
perkebunan teh Malabar. Sekitar makam nampak bersih dan rapi. Makam
berarsitekstur Eropa itu bercat dominan putih dan berbentuk arena.
Diatas nisannya ada foto beliau berukuran
besar dan Nampak jelas sosok wajahnya. Sekilas terlihat menyeramkan namun jika
diamati tatapan matanya dan ekspresi wajahnya terlihat sangat penyayang, baik
hati, pekerja keras dan bijaksana. Hal
itu terlihat bahwa usaha perkebunan yang dikelolanya sekitar abad ke 19 itu
perkebunan seluas 2.022 hektare yang mampu menghasilkan the sebanyak 60.000 kg/
hari dengan pekerja sekitar 1.860 orang. Saat itu para pekerja cukup sejahtera karena
meski Bosscha berasal dari Belanda namun system kolonial tidak diterapkan di
perkebunan tersebut. Pemasarannya pun sampai pada pasar luar negeri saat itu.
Dinasti Peristirahatan,
Bukti Nyata yang harus di hargai dan dilestarikan.
Sebelum masuk kearea pemakaman
didepan pagar berukuran tinggi akan ditemui dinasti mengenai biografi beliau.
Selain bisa mengetahui sejarahnya pengunjung juga bisa duduk-duduk di kusrsi putih
sekitar area peristirahatan. Suasana sekitar sangat sejuk dan asri. Perjalanan yang
panjang tidak akan terasa karena hati dipenuhi ketakjuban dan rasa syukur..
Simak perjalanan singkatnya di
Oke Dears, ikuti terus cerita lainnya ya..
4 komentar
Jadi lebih tahu banyak tentang sosok Opa Karel a.k.a Bosscha yang sebelum nya cuma tahu sekilas saja.
Baru baca nih, soal perkebunan teh Malabar. Pak Bosscha ini kaya raya banget pastinya ya, jaman masih hidup. Dermawan pula.
Ia Mba Dyah... kaya dan dermawan peduli pendidikan dan sosial juga sepertinya
Next kita visit kerumahnya juga mom yuks
Posting Komentar